
Infoglobal | Indramayu.
Bupati Indramayu, lucky Hakim,menandatangani kesepakatan kerja sama pengembangan kemandirian pangan dan ekonomi kerakyatan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) resmi meluncurkan Brigade Pangan Cendekia dan Program Wakaf Pangan Cendekia di Posko Pokja Brigade Pangan Cendekia, Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, pada Minggu, 20 Juli 2025.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam mendorong kemandirian pangan berbasis ekonomi kerakyatan. Program ini dirancang sebagai kolaborasi strategis antara masyarakat, cendekiawan, pelaku usaha, dan pegiat sosial yang memiliki kepedulian terhadap ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.
Bupati Indramayu Lucky Hakim menyebutkan, inisiatif ini sejalan dengan sejumlah program unggulan daerah seperti Indramayu Ibadah, Indramayu Berzakat, dan Petani Sejahtera. Menurutnya, kolaborasi dengan ICMI membuka peluang besar dalam penguatan sektor pertanian, baik dari sisi intensifikasi lahan maupun peningkatan kualitas SDM pertanian.
Melalui Brigade Pangan, Pemkab Indramayu juga menargetkan pembangunan pertanian yang lebih terarah. Salah satu fokus utama adalah mencetak 1.000 petani muda setiap tahun yang akan mendapatkan pelatihan teknis, pembinaan kewirausahaan, hingga pendampingan budidaya melalui sekolah lapang.
“Pertanian tidak boleh stagnan. Kita harus regenerasi sumber daya petani agar ke depan mereka menjadi inovator dan pelaku agribisnis yang sukses. Kendala saat ini adalah terbatasnya alat dan mesin pertanian, dan ini menjadi tantangan yang kita hadapi bersama,” ujar Lucky Hakim.
Sebagai daerah lumbung padi nasional, Indramayu memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Produksi gabah kering panen tahunan mencapai 1,7 juta ton, dari luas baku sawah seluas 125.442 hektare. Total luas lahan pertanian di Indramayu sendiri mencakup hampir 60 persen dari total wilayah kabupaten.
Ketua Umum ICMI, Arif Satria, menambahkan bahwa tantangan besar dalam dunia pertanian saat ini adalah penyusutan lahan dan ancaman minimnya regenerasi petani. Namun, ia menilai program pelatihan 1.000 petani muda setiap tahun dari Pemkab Indramayu merupakan langkah nyata yang sangat dibutuhkan untuk membangun masa depan pertanian Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula penandatanganan kesepakatan antara Pemkab Indramayu dan ICMI mengenai pengembangan potensi daerah serta pemberdayaan sumber daya manusia melalui pendekatan ekonomi kerakyatan dan swasembada pangan untuk kesejahteraan petani.
Program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan zaman, sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong di tengah masyarakat pertanian. (*Red.)